BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Pada masa sekarang ini,
produksi batik jarang diselipkan dalam pembelajaran seni di sekolah.
Pengembangan produksi batik umumnya hanya dilakukan di pabrik-pabrik. Padahal,
sekolah merupakan tempat yang memiliki potensi besar sebagai wadah untuk
mengembangkan batik itu sendiri. Namun, hal ini tebatasi karena banyak sekolah
yang tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk melakukan produksi batik di sekolah.
Pemerintah juga tidak pernah memasukkan seni dalam kurikulum pembelajaran seni.
Batik kurang diminati
untuk pembelajaran seni di sekolah. Penyebabnya antara lain, guru kurang
mengetahui potensi yag dimiliki oleh siswanya dibidang membatik. Guru kurang
peka terhadap potensi-potensi yang dimiliki oleh siswanya. Hal ini biasanya
terjadi karena pola pengajaran searah yang dilakukan oleh guru. Siswa hanya
meniru apa yang diajarkan oleh gurunya. Selain itu, guru juga lebih memilih
untuk mengajarkan hal-hal dasar saja kepada siswanya. Hal itu dikarenakan
mengajarkan materi lebih tidak rumit dan tidak mengeluarkan banyak waktu dan
banyak tenaga dari pada membatik.
Akibatnya, banyak siswa
yang mempunyai kemampuan lebih di bidang seni namun tidak terfasilitasi oleh
guru ataupun sekolah. Siswa yang
memiliki kemampuan lebih biasanya melampiaskan naluri seni yang ia miliki
dengan mencoret tembok atau bangku-bangku di sekolah. Selain itu, banyak siswa
yang juga mencoret fasilitas umum dengan grafiti, mural atau bahkan
gambar-gambar yang tidak jelas. Hal ini dapat diketahui misalnya di tempat umum
misalnya di halte, tembok-tembok bangunan yang dekat dengan lampu merah dan
sebagainya.
Guru dapat menggunakan produksi kreatif
batik klasik untuk pembelajaran seni di sekolah sebagai salah satu solusi.
Macam-macam produksi kreatif batik klasik antara lain, sepatu, kaos, baju,
asesoris, dan banyak lagi lainnya. Guru mengajarkan dan memberi kesepatan pada
siswanya untuk membuat produksi kreatif berbahan batik klasik. Dengan menggunakan
produksi kreatif batik klasik untuk pembelajaran seni di sekolah, siswa dapat
mengembangkan potensi yang ia miliki
dibidang seni membatik atau produksi kreatif dari batik klasik itu sendiri.
Selain itu, penggunaan batik klasik dalam pembelajaran seni dapat melestarikan
batik klasik itu sendiri agar tidak punah keberadaannya.
Berdasarkan latar
belakang tersebut, dalam makalah ini dijelaskan secara rinci mengenai Produksi
Kreatif Batik Klasik untuk Pembelajaran Seni di Sekolah. Dengan adanya makalah
ini, diharapkan dapat menjadi pengetahuan bagi guru agar menerapkan
pembelajaran seni menggunakan batik klasik untuk meningkatkan dan mengasah
kreatifitas siswa, serta mengembangkan dan melestarikan batik klasik agar tidak
punah.
1.2.Tujuan
1.2.1. Untuk
mendeskripsikan wujud pembelajaran seni menggunakan batik klasik.
1.2.2. Untuk
mengetahui macam-macam produksi kreatif batik klasik.
1.2.3. Untuk
mengetahui penerapan pembelajaran seni menggunakan produksi kreatif batik
klasik.
1.2.4. Untuk
mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan
menggunakan produksi kreatif batik klasik untuk pembelajaran seni.
1.3.Rumusan
Masalah
1.3.1. Bagaimanakah
wujud pembelajaran seni menggunakan batik klasik?
1.3.2. Apa
macam-macam produksi kreatif batik klasik?
1.3.3. Bagaimana
penerapan pembelajaran seni menggunakan produksi kreatif batik klasik?
1.3.4. Apa
kelebihan dan kekurangan menggunakan produksi
kreatif batik klasik untuk pembelajaran seni?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Wujud
Pembelajaran Seni Menggunakan Batik Klasik
Wujud pembelajaran seni menggunakan batik klasik
meliputi pengembangan batik klasik itu sendiri dengan cara membatik berdasarkan
kreatifitas siswa dan produksi-produksi kreatif produk-produk baru berbahan
batik klasik. Menurut Siwomihardjo dan Prawirohardjo, Batik Klasik adalah batik
yang pola-polanya sudah berusia puluhan bahkan ratusan tahun tanpa mengalami
perubahan. (2011:10). Pengembangan batik dalam hal ini bisa berdasarkan motif
atau bahan yang digunakan untuk membatik, dalam hal ini siswa sangat dituntut untuk
menjadi kreatif dan menggunakan alternatif-alternatif bahan serta motif agar
dapat membuat sesuatu yang baru dan original.
Pelajaran
membatik bisa memberikan ruang kepada siswa untuk bisa berekspresi. Keasyikan
bermain dengan media batik membuat mereka sangat menikmati pelajaran. Suasana
yang tercipta dalam pembelajaran membatik seolah seperti sedang bermain-main.
Membuat
produk yang kreatif dari kain batik juga menuntut anak untuk sekreatif mungkin,
sehingga tugas guru menjadi terasa sangat ringan. Guru tinggal melayani apa
keinginan siswa. Guru hanya sekedar mengarahkan, menunjukkan awal dan arah
menuju akhir. Selebihnya siswa bisa mandiri dengan keasyikan, kebanggaan dan
kepuasannya berkarya. Siswa bisa menjadi sangat aktif, kreatif, dan produktif.
2.2.Macam-macam
Produksi Kreatif Batik Klasik
.
Macam-macam produk yang dibuat dalam pembelajaran seni menggunakan batik dibagi
menjadi 2 yaitu motif batik kreasi dari siswa itu sendiri serta produk-produk
kreatif berbahan batik klasik.
Motif
batik yang dibuat oleh siswa merupakan pengembangan motif-motif batik klasik.
Hal ini bertujuan agar motif batik akan terus berkembang ditangan anak muda
yang kreatif. Diharapkan batik akan terus berkembang dan motif batik klasik
tidak akan punah ditelan zaman.
Produk-produk
kreatif yang dibuat oleh siswa tidak dibatasi oleh guru, agar kreativitas anak
terasah dengan baik. Guru dalam hal ini hanya menjadi pembimbing dan
fasilitator bagi anak untuk mengembangkan kreatifitas yang ia miliki.
Produk-produk
kreatif berbahan batik klasik antara lain; kaos batik, tas batik, jaket batik,
bolero batik, kalung batik, topeng batik, gantungan kunci, hiasan pegangan
pisau, patung motif batik, boneka batik, sepatu batik, tas batik, nampan batik,
dompet batik, gelang batik,dan sebagainya. (Musman dan Arini,2011: 130)
2.3.Penerapan
Pembelajaran Seni Menggunakan Produksi Kreatif Batik Klasik
Pembelajaran
seni menggunakan batik klasik merupakan inovasi baru yang ingin saya
tawarkan untuk mengembangkan kreatifitas
yang dimiliki oleh siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan
kreatifitasnya melalui batik. Siswa dapat menciptakan motif batik baru sesuai
kreatifitas yang ia miliki dan berbagai kerajinan berbahan batik klasik maupun
bermotif batik.
Pelajaran
seni menggunakan produksi kretif batik klasik akan dilakukan setiap minggu
sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh sekolah. Penerapan pembelajaran seni
menggunakan produksi kreatif batik klasik yang pertama peserta didik dikenalkan
dengan motif-motif batik yang ada di Indonesia, terutama batik-batik klasik.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan motif batik klasik di Indonesia,
agar batik klasik tidak punah dan lebih berkembang.
Peralatan
untuk membatik diusahakan oleh sekolah meliputi selembar kain mori berukuran
50x50 cm untuk masing-masing siswa, canthing, lilin, serta wajan dan kompor
kecil. Pengerjaan membatik bisa dipusatkan disekolah, bukan untuk dibawa
pulang, agar alat-alat dapat terjaga dan dapat lebih awet. Selain itu alat juga
dapat digunakan untuk kelas lain sehingga dapat mengembangkan kreatifitas
seluruh siswa yang ada di sekolah yang menerapkan pembelajan seni menggunakan
batik klasik.
Pembelajaran
seni menggunakan produksi kreatif batik klasik yang kedua adalah menggunakan
batik klasik sebagai bahan atau model untuk dijadikan karya kerajinan yang
bernilai seni dan guna yang indah. Produksi
kreatif dalam hal ini adalah mencoba menyelipkan batik klasik dalam
setiap segi kehidupan kita. Produksi-produksi kreatif batik klasik meliputi
batik digunakan untuk hiasan peralatan-peralatan, asesoris serta pakaian yang
kita gunakan. Siswa diberi kesempatan untuk membuat karya kreatif yang berbahan
batik klasik ataupun bermotifkan batik klasik. Kebebasan diberikan kepada siswa
agar kreatifitas yang ia miliki dapat berkembang dengan baik. Hasil dari produk
yang telah dibuat dapat dipamerkan dan dijual sebagai bekal wirausaha untuk
siswa.
2.4.Kelebihan
dan Kelemahan Pembelajaran Seni Menggunakan Batik Klasik
Kelebihan
pembelajaran menggunakan produksi kreatif batik klasik antara lain dapat
mengembangkan kreatifitas siswa, mengembangkan batik klasik agar lebih
berkembang dan tidak punah, memberikan keterampilan kepada siswa agar dapat
berwirausaha melalui produksi kreatif yang telah mereka ciptakan.
Selain kondisi positif, mengajarkan
materi membatik juga memiliki banyak kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain:
(a) kesulitan mendapatkan peralatan batik (kompor, wajan, canthing dan
lain-lain); (b) kesulitan mendapatkan bahan-bahan batik (lilin/malam, pewarna
dan bahan pelorod batik); (c) kesulitan pada proses meracik dan mencampur
pewarna (bahan-bahan kimia batik / pewarna modern) untuk mewarna kain; (d) pada
awal pengenalan muncul rasa was-was akan terjadi kecelakaan kerja; (e) dorongan
untuk segera menyelesaikan karya dan keasyikan berkarya membuat siswa tidak
disiplin waktu (tidak mau selesai meskipun waktu sudah habis); (f) produksi
kreatif yang dilakukan oleh siswa mungkin akan megeluarkan sedikit banyak biaya
yang ia keluarkan untuk membuat suatu produk yang indah dan bernilai guna.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Wujud pembelajaran seni menggunakan batik klasik
meliputi pengembangan batik itu sendiri dan produksi-produksi kreatif
produk-produk baru berbahan batik klasik.
Macam-macam produk yang dibuat dalam pembelajaran
seni menggunakan batik dibagi menjadi 2 yaitu motif batik kreasi dari siswa itu
sendiri serta produk-produk kreatif berbahan batik klasik.
Penerapan pembelajaran seni menggunakan produksi
kretif batik klasik akan dilakukan setiap minggu sesuai jadwal yang telah
ditentukan oleh sekolah. Penerapan pembelajaran seni menggunakan produksi
kreatif batik klasik yang pertama peserta didik dikenalkan dengan motif-motif
batik yang ada di Indonesia, terutama batik-batik klasik sehingga dapat
mengembangkan batik klasik yang ada di Indonesia. Pembelajaran seni menggunakan
produksi kreatif batik klasik yang kedua adalah menggunakan batik klasik sebagai
bahan atau model untuk dijadikan karya kerajinan yang bernilai seni dan guna
yang indah.
Kelebihan pembelajaran menggunakan produksi kreatif
batik klasik antara lain dapat mengembangkan kreatifitas siswa, mengembangkan
batik klasik agar lebih berkembang dan tidak punah, memberikan keterampilan
kepada siswa agar dapat berwirausaha melalui produksi kreatif yang telah mereka
ciptakan. Kelemahan pembelajaran
menggunakan batik klasik antara lain: (a) kesulitan mendapatkan peralatan batik
(kompor, wajan, canthing dan lain-lain); (b) kesulitan mendapatkan
bahan-bahan batik (lilin/malam, pewarna dan bahan pelorod batik); (c) kesulitan
pada proses meracik dan mencampur pewarna (bahan-bahan kimia batik / pewarna
modern) untuk mewarna kain; (d) pada awal pengenalan muncul rasa was-was akan
terjadi kecelakaan kerja; (e) dorongan untuk segera menyelesaikan karya dan
keasyikan berkarya membuat siswa tidak disiplin waktu (tidak mau selesai
meskipun waktu sudah habis); (f) produksi kreatif yang dilakukan oleh siswa mungkin
akan megeluarkan sedikit banyak biaya yang ia keluarkan untuk membuat suatu
produk yang indah dan bernilai guna.
3.2.Saran
Pemerintah
diharapkan menyisipkan pembelajan seni menggunakan batik klasik dalam kurikulum
pembelajaran seni. Pembelajaran menggunakan batik klasik dapat dikembangkan
disekolah untuk mengembangkan
kreatifitas siswa serta mengembangkan batik klasik itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Musman, Arti dan Arini, Ambar B.2011. Batik: Warisan
Adiluhung Nusantara. Yogyakarta: ANDI.
Siswomihardjo,Oetari dan Prawirohardjo 2011. Pola Batik
Klasik: Pesan Yang Tersembunyi Yang Terlupakan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran
1: Kerangka Latar Belakang
Kerangka
Latar Belakang
Masalah
Produksi batik jarang
diselipkan dalam pembelajaran seni di sekolah.
P1: Pengembangan produksi batik hanya sebatas di
pabrik-pabrik.
P2: Sekolah tidak memiliki fasilitas yang memadai
untuk melakukan produksi batik di sekolah.
P3: Pemerintah tidak pernah memasukkan seni dalam
kurikulum pembelajaran seni.
Sumber
Masalah
Batik
kurang diminati untuk pembelajaran seni di sekolah.
P1: Guru kurang mengetahui potensi yang dimiliki
oleh siswanya dibidang membatik.
P2: Guru
memilih untuk mengajar menggambar atau materi saja karena tidak rumit.
Solusi
Guru
menggunakan produksi kreatif batik klasik untuk pembelajaran seni di sekolah
P1: Macam-macam produksi kreatif batik klasik
P2: Wujud produksi kreatif batik klasik
P3: Keuntungan mengajarkan produksi kreatif batik
klasik di sekolah
Fakta
empiris
Siswa mempunyai
kemampuan namun tidak difasilitasi oleh guru ataupun sekolah.
P1: Siswa melampiaskan naluri seni dengan
mencoret-coret tembok-tembok atau bangku sekolah.
P2: Siswa mencoret fasilitas umum dengan grafiti
atau gambar-gambar tidak jelas.
Lampiran
2: Kerangka Pembahasan
Kerangka
Pembahasan
Wujud Pembelajaran Seni Menggunakan
Batik Klasik
Wujud
pembelajaran seni menggunakan batik klasik meliputi pengembangan batik itu
sendiri dan produksi-produksi kreatif produk-produk baru berbahan batik klasik.
Macam-macam Produksi Kreatif Batik
Klasik
Macam-macam
produk yang dibuat dalam pembelajaran seni menggunakan batik dibagi menjadi 2
yaitu motif batik kreasi dari siswa itu sendiri serta produk-produk kreatif
berbahan batik klasik.
Penerapan Pembelajaran Seni
Menggunakan Produksi Kreatif Batik Klasik
Penerapan
pembelajaran seni menggunakan batik klasik yang pertama siswa dikenalkan
batik-batik klasik yang ada di Indonesia agar dikembangkan menjadi motif batik kreasi siswa. Yang kedua
siswa dibebaskan untuk membuat produk
kreatif berbahan batik klasik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca artikel ini, silahkan tinggalkan komentar. Berkomentarlah dengan bahasa yang baik, terimakasih gaes sahabat Seni Rupa :)